Rabu, 04 Agustus 2010

TUHAN YESUS TAK PERNAH TINGGALKAN......

Kadangkala hidup mengharuskanmu menangis tanpa sebab. Kamu merasa sudah berbuat baik dan benar, tetapi masih banyak kritikan yang dialamatkan kepadamu.
Kamu mengira keputusan yang kamu ambil sudah tepat, ternyata perkiraanmu keliru. Jangan putus asa !! Bangkitlah !!
Matahari tanpa sinar tidak layak disebut matahari. Demikian juga dirimu. kau adalah matahari yang seharusnya memancarkan sinar, sekalipun mendung kelabu menutupi pandangan orang untuk melihat keindahan cahayamu.
AKU sering melihat melihatmu marah ketika kamu melihat orang lain berhasil. Untuk apa kamu menginginkan keberhasilan orang lain? Bukankah AKU udah menyediakan suksesmu sendiri? Kamu tidak pernah mengejarnya, jadi kamu tidak pernah bisa memilikinya. Matamu tidak terfokus kepada rancangan-Ku yang dahsyat atas hidupmu, melainkan tertuju kepada karya-Ku yang luar biasa atas hidup orang lain.
Jadilah seperti air.. Selalu mengalir… melewati semua benda, menembus semua sisi dan tanpa batas.
Anak-Ku… jangan mau dikalahkan oleh keadaan, tetapi kalahkan keadaaan !!
Anak-Ku yang terkasih… jangan sakit hati ketika kau ditegur, padahal kau merasa sudah mengerjakan yang terbaik.

Sakit hati itu hanya akan membuat tidurmu tidak nyenyak dan perasaanmu tidak nyaman. Buanglah itu dari hatimu dan pikiranmu ! Kuasailah dirimu sedemikian rupa hingga kamu bisa mengatasi perasaan diperlakukan tidak adil, dilecehkan, diremehkan ataupun dikhianati oleh sesamamu. Bukankah untuk itu kau hidup? untuk melihat kenyataan bahwa di dunia ini yang paling mengerti perasaanmu dan menerima dirimu apa adanya hanya AKU?
Jauhilah segala bentuk kemarahan, tetapi jangan jauhi AKU. Anak-Ku, ingatlah hal ini baik-baik. Aku selalu membuka tangan-Ku lebar-lebar untuk memberimu rasa aman, kapanpun kau membutuhkannya. AKU senantiasa menyiapkan bahu untuk tempat kepalamu bersandar dan mencurahkan tangis. AKU melakukannya karena AKU sungguh-sungguh peduli padamu !!
Truly…
Yours

Jumat, 30 Juli 2010

Banyak manfaat dalam musik klasik lho......

Manfaat Musik Klasik

Musik klasik emang enak didengar di telinga kita. Tidak seperti jenis-jenis musik lainnya, musik klasik dapat membuat keadaan dan perasaan hati kita menjadi tenang, santai, dan nyaman. Selain membuat hati kita nyaman, masih banyak lagi manfaat musik klasik bagi kehidupan kita.
Serangkaian penelitian menyatakan bukannya seluruh musik dapat menimbulkan efek positif bagi kesehatan jiwa dan raga, tetapi musik klasik secara jelas memiliki kegunaan unik bagi kesehatan, misalnya:

1)  Musik Klasik Mempercepat Pertumbuhan Janin
Sesuai penelitian ilmuwan Eropa dan Amerika serta dari daratan Tiongkok menunjukkan, musik klasik bisa menyediakan rangsangan pendengaran yang bersifat baik bagi janin, sangat membantu terhadap pendidikan janin. Penelitian menemukan, pada masa jabang bayi mendengarkan musik dari Mozart dan Bach, bisa memperluas volume otak besar, menambah kegiatan utama urat syaraf, membantu daya berimajinasi abstrak dari pertumbuhan normal anak. Penelitian menunjukkan, melakukan rangsangan suara secara berkala terhadap janin, misalkan musik klasik yang ringan lembut dan bisikan perlahan orang tua dan lain-lain, bisa memajukan syaraf perasa janin dan pertumbuhan lapisan kulit otak besar batang tengah perasa, meletakkan fondasi bagi pengembangan kebijaksanaan. Sebaliknya di bawah rangsangan musik modern dan suara hiruk pikuk, janin bisa merasa tidak tenang dan risau, detak jantung bertambah cepat, goyangan kandungan bertambah kuat.
2)  Musik Klasik Meningkatkan Produksi Susu Sapi
Psychiater Universitas Inggris, menemukan bahwa memperdengarkan musik klasik ringan kepada sapi perah bisa membantu meningkatkan produksi susu mereka.
Namun, musik modern tertentu yang memekakkan telinga ternyata tidak membawa efek apapun. Doktor itu mengatakan, musik yang nyaman dan ringan tersebut bisa meningkatkan produk susu barangkali adalah karena mereka bisa mengurangi stress dari sapi perah.
Sebagian peternak ayam sudah mengadopsi cara pemutaran musik untuk peningkatan produksi. Dahulu, juga ada bukti menunjukkan bahwa musik bisa mengurai stress pada ayam.
3)  Musik Klasik Mempercepat Pertumbuhan Tanaman
Musik mempercepat tanaman berbunga, sudah diteliti di luar negeri sejak lama. Pernah dilakukan eksperimen sebagai berikut: Faktor yang barangkali bisa mempengaruhi pertumbuhan tanaman seperti temperatur, kelembaban, pencahayaan dan lain-lain di dalam lima buah kamar, diatur sesuai dengan kondisi yang sama, kemudian pada masing-masingnya ditempatkan tanaman yang mengandung kadar air dan tingkat kesuburan tanah yang sama. Satu-satunya yang berbeda ialah di dalam lima kamar tersebut diputar musik yang berlainan, masing-masing ialah: musik rap, musik pedesaan, musik klasik, musik pop dan kamar terakir sama sekali tidak ada musik.
Hasil eksperimen menunjukkan, pertumbuhan tanaman di dalam kamar ber-musik klasik pertumbuhannya terbaik, yang terjelek ialah tanaman yang berada di dalam kamar dengan musik rap. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman ialah, ritme musik rap kacau balau, musiknya kekurangan garis berkesinambungan, sulit diciptakan keadaan stabil dan nyaman yang memungkinkan tanaman yang bisa bernafas itu tumbuh; penampilan musik klasik ialah musik yang teratur, tertib dan harmonis, setiap mahluk berjiwa dengan demikian dapat terimbas, tumbuhnya akan lebih bagus.
4)  Musik Klasik Dapat Meningkatkan Penjualan Makanan Dan Minuman
Sebuah penelitian di universitas di Inggris menunjukkan, musik bisa mempengaruhi kegemaran orang akan makanan, jikalau di ruang makan diputarkan musik klasik, pelanggan bisa membeli lebih banyak, jikalau diputarkan musik pop atau tanpa musik, maka konsumsi pelanggan jelas menjadi berkurang.
Doktor psychiater memimpin regu penelitian, melakukan pengamatan selama 3 minggu pada sebuah restoran di Inggris tengah. Mereka menemukan, irama musik yang halus dan mengalun indah dari Bach dan Mozart membuat pelanggan rela merogoh koceknya lebih dalam, tetapi apabila diputarkan si manis Britney Spears atau karya pop yang sedang ngetrend, maka pelanggan rata-rata mengeluarkan biaya lebih sedikit; jikalau tanpa musik, maka pengeluaran mereka bahkan lebih sedikit lagi.
Ternyata emang benar yah musik klasik memang banyak manfaatnya, bukan cuma untuk tubuh kita tapi juga bisa membantu penjualan makanan dan minuman. Kalo masih belum percaya, mendingan kita coba aja dengerin musik klasiknya.

Tuhan cinta anaknya

Yesus Gembala yang Baik
Nats: Yoh 10:1-18; 26-30


Alkitab menggambarkan hubungan manusia dengan Tuhan secara unik, manusia sebagai domba dan Tuhan sebagai Sang Gembala.”Kami ini umat-Mu dan kawanan domba gembalaan-Mu (Mzm. 79:13); “Ketahuilah Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya” (Mzm. 100:3); “Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku” (Mzm. 23:1). Tuhan Yesus berkata, ”Akulah gembala yang baik. Gembala yang memberikan nyawanya bagi domba-dombanya” (Yoh. 10:11).
 
I.   Mengapa kita digambarkan sebagai domba?
Mengapa manusia digambarkan sebagai domba, dan bukannya binatang lain, seperti harimau, singa, atau burung elang yang lebih kuat dan perkasa daripada domba? Apa ciri-ciri dari domba? Lemah, bodoh, dan agak keras kepala. Tampaknya gambaran mengenai domba yang bodoh itu tidak sesuai bagi manusia. Bukankah manusia makhluk yang paling cerdas? Manusia telah berhasil mendarat di bulan, dan mencapai berbagai kemajuan dalam bidang sains, teknologi, sosial, dan sebagainya. Mengapa kita digambarkan sebagai domba?
Saya bukanlah orang yang terlalu pintar, saya melakukan kebodohan-kebodohan. Lalu saya melihat orang lain yang lebih cerdas dari saya, mereka juga mempunyai kebodohan atau kepicikannya sendiri. Saya melihat orang-orang yang memiliki karunia yang luar biasa (jenius), seperti Oscar Wilde (Sastra), Nietzsche (filsuf), mereka mengalami kehancuran karena kebodohan mereka. Belum lagi, ada begitu banyak orang yang kurang cerdas dijerumuskan oleh pemimpin yang tidak baik. Sungguh ironis, manusia yang dicipta menurut gambar dan rupa Allah, mahkota ciptaan Allah yang melebihi semua ciptaan lain, oleh nabi Yesaya, dikatakan lebih bodoh dari lembu dan keledai: “Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya.” (Yes 1:3)
Gambaran domba yang dipakai dalam Alkitab adalah wahyu Allah, karena itu pasti ada kebenaran penting yang ingin Ia ungkapkan kepada kita. Apakah itu? Pertama, menegaskan mengenai kelemahan, kebodohan, kerentanan, dan ketidakberdayaan manusia. Manusia adalah makhluk yang mudah terjerumus dalam penipuan diri; ia seperti kabut yang sebentar saja sudah menguap dan lenyap; Kedua, menegaskan ketergantungan manusia kepada Tuhan, Gembala Ilahi manusia, satu-satunya yang dapat menuntun kita di jalan yang benar. Sebelum kita mengenal keberadaan diri kita yang miskin, hina dan celaka; dan pada saat yang sama mengenal Allah yang di dalam kasih dan kekudusan-Nya memperhatikan kita, maka tidak ada agama atau kerohanian yang sejati. Ketika berada dalam lingkungan dimana kita lebih menonjol dari rata-rata, kita merasa kita lebih pandai dari orang lain, padahal kita memiliki kebodohan kita sendiri dan ada banyak orang lain yang lebih hebat dari kita. Saat kita bertumbuh lebih rohani dari orang lain, kita menjadi sombong dan menjadi lebih berdosa dari orang lain. Inilah kita, manusia yang rentan dan tidak benar di hadapan Allah, dan mudah tersesat. Tepat sekali, jikalau kita digambarkan sebagai domba, yang bodoh, lemah, rentan, mudah tersesat, dan selalu dalam bahaya, sehingga kita memerlukan gembala yang baik untuk menuntun hidup kita. Inilah yang ditegaskan oleh Alkitab; hidup kita adalah berdasarkan anugrah Allah. Hanya oleh anugerah Allah, kita dapat hidup, diselamatkan, melakukan pekerjaan Allah.  

II. Apa arti gambaran Tuhan sebagai Gembala kita yang baik?
Kita sudah melihat gambaran manusia sebagai domba, lalu apa artinya Tuhan adalah gembala kita yang baik? Ketika Yesus menyebut diriNya sebagai gembala yang baik; Ia mengkontraskan dengan (1) pencuri dan perampok (10:1,8,10); (2) gembala upahan (10:12-13). Keduanya mempunyai ciri yang sama, yaitu hanya memikirkan keuntungan diri sendiri, tidak memperhatikan kesejahteraan domba-dombanya. Gambaran gembala tersebut ditujukan untuk para pemimpin yang ditetapkan Allah untuk menuntun umatNya, misalnya raja, imam, nabi, para tua-tua masyarakat baik dalam bidang politik maupun keagamaan. Tetapi mereka tidak memperhatikan umat Tuhan,  mereka justru memanfaatkan dan membiarkan domba-domba Allah tersesat (Yer. 23:1-2; Yeh. 34:1-6). Karena tidak menemukan ada gembala yang setia pada kawanan dombanya, maka Tuhan marah dan akan menghukum mereka; tetapi Tuhan akan memberikan memberikan gembala lain yang lebih baik, yaitu Ia sendiri yang akan menjadi gembala kita (Yer 23:3-4; Yeh 34:11-16) akan menghukum mereka; tetapi Tuhan akan memberikan memberikan gembala lain yang lebih baik, yaitu Ia sendiri yang akan menjadi gembala kita (Yer 23:3-4; Yeh 34:11-16).
Sekarang kita hidup dalam jaman dalam situasi dan kondisi ekonomi, politik, sosial  yang sulit. Kita membutuhkan pemimpin yang baik; dalam bidang pemerintahan, rohani maupun bidang-bidang lain. Tetapi ternyata para pemimpin kita lebih memperhatikan kesejahteraan mereka sendiri, dan mengabaikan kesulitan yang dihadapi oleh rakyat banyak. Demikian juga kita menyaksikan adanya hamba Tuhan yang tidak melayani dengan tulus, lebih memperhatikan keuntungan pribadi, apakah materi, nama dan kedudukan, daripada memperhatikan domba-domba Tuhan yang dipercayakan Gembala baik sangat sangat dibutuhkan oleh domba-domba. Kita sangat membutuhkan pemimpin bangsa yang mengasihi rakyat dan betul-betul berjuang bagi kesejahteraan seluruh rakyat. Kita membutuhkan rohaniwan-rohaniwan yaitu pemimpin pemimpin rohani yang betul-betul menggembalakan jiwa kita. Seorang pemimpin yang baik, ketika umat / rakyatnya dalam kesulitan, dia akan berusaha sekuat tenaga menolong mereka, membantu mereka mencari jalan keluar dari kesulitan mereka. Pemimpin demikian sangat langka.
Kalau kita diberi karunia lebih dari orang lain, itu tidak dimaksudkan untuk menghina orang lain? Semakin banyak karunia yang diberikan Tuhan, semakin besar tanggung jawab kita untuk menjadi berkat bagi orang lain, dan bukan kesempatan untuk memanipulasi orang lain. Karunia diberikan supaya kita dapat menjadi wakil Tuhan untuk memberkati domba-domba Tuhan. Apakah kita berada dalam pemerintahan, politik, ekonomi-bisnis, sosial-budaya, pendidikan, dan sebagainya. Inilah panggilan mandat budaya bagi setiap kita untuk mengelola kehidupan menjadi lebih baik sehingga mendatangkan sejahtera bagi banyak orang. Sudahkah kita melakukan hal ini? Ingat, saat kita mengerjakan apapun, lakukanlah  semuanya itu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia! Tuhan akan menghukum lebih berat para gembala, yaitu para pemimpin yang tidak setia. “AKU akan menghukum mereka, Aku akan menghentikan mereka, Aku akan mengirim binatang buas untuk menghancurkan mereka.”
Yesus berkata, ”Akulah gembala yang baik” (I am the good shepherds). Kata I am yang unik ini muncul sebanyak tujuh kali dalam Injil Yohanes. Arti kata ini memiliki latar belakangnya di dalam Keluaran 3:14, di mana Tuhan menyatakan diri-Nya sebagai “Aku adalah Aku (YHWH). Jadi dalam penegasan “Akulah gembala yang baik,” Yesus sedang menyatakan bahwa diri-Nya adalah Pribadi Ilahi. Dia adalah gembala ilahi yang dijanjikan itu (Yeh. 34:15-16). Pada masa di mana umat Allah hidup dalam kekacauan dan tanpa pengharapan, Yesus datang sebagai gembala yang baik. Kata ’baik’ yang dipakai bukan agathos yang mempunyai pengertian baik secara moral, tetapi kalos, yang mempunyai arti baik secara kualitasnya. Misalnya, kita tidak cukup hanya memiliki seorang dokter yang baik, karena siap untuk menolong kita, termasuk pengobatan secara cuma-cuma bagi yang tidak mampu, tapi juga seorang dokter yang baik, dalam arti berkualitas dalam bidangnya. Yesus adalah gembala yang baik, dalam arti Ia memiliki selain kasih kemurahan juga kualitas gembala yang baik untuk memimpin kita kepada kesejahteraan.
Kata gembala mempunyai arti: (1) kasih dan perhatian, merawat dengan  penuh kelembutan dan kesabaran. Inilah arti yang sudah kita kenal. (2) otoritas/kedaulatan. Inilah sebabnya gambaran gembala dipakai bagi para raja, pemimpin; mereka memiliki otoritas atau kedaulatan atas umat. Tuhan adalah gembala pemilik, bukan gembala upahan. Dia memiliki kedaulatan penuh atas kita karena Dialah yang memiliki kita, dan kata “memiliki” ini juga berarti kasih sayang. Seperti dalam setiap rasa memiliki yang positif. Misalnya rasa memiliki suatu perusahaan/persekutuan, berarti menyayanginya; hak orang rasa memiliki orangtua terhadap anak, berarti mengasihi dan memberikan perhatian. Demikian besar kasih-Nya kepada kita milik-Nya, sampai-sampai Ia memberikan nyawa-Nya bagi keselamatan kita. Gembala upahan ketika mengalami kesulitan, dia akan lari karena orientasi mereka adalah demi keuntungan mereka sendiri tetapi sebaliknya Yesus berkata,”Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam kelimpahan” (Yoh10:10b). Yesus memiliki kita dan mengasihi kita dengan kasih ilahi. 

III. Tindakan kasih seperti apa yang dilakukan oleh Gembala kita yang baik itu?
1. Ia memberikan nyawaNya bagi domba-dombaNya.
”Akulah gembala yang baik,…dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku”(Yoh 10:14-15). Seandainya sebagai gembala, suatu saat kita dihadapkan pada pilihan: melindungi domba tapi kita mati atau membiarkan domba mati. Mana yang lebih dipilih? Tentu manusia tidak layak mati bagi domba. Terutama jika gembala itu adalah anak kita, kita pasti berpesan,”Nak, kalau ada binatang buas, dan kamu sudah tidak sanggup menyelamatkan domba-domba; biarkanlah, karena yang penting kamu selamat.” Dan tidak akan berkata “Nak, kalau ada segerombolan  serigala yang memangsa domba-domba kamu harus menjaga domba-domba bila perlu kamu mati” Karena nyawa domba tidak sebanding dengan nyawa manusia. Begitu juga dengan harta benda yang kita miliki tidak sebanding dengan nyawa kita. Tapi kalau demi nyawa anak, kita pasti rela mati berkorban nyawa. Hal ini sangat lazim.
Terkadang ada juga gembala yang mati bagi domba, itu accident karena bukan tujuan gembala untuk mati bagi domba, tetapi Yesus datang dengan tujuan mati bagi domba. Kalau manusia saja, tidak layak mati bagi domba maka sangat tidak layak kalau Tuhan mau mati bagi manusia. Tapi Tuhan sudah melakukan hal yang tidak lazim, yaitu mau mati bagi domba. Hal ini justru untuk menyatakan anugrah yang tidak dapat kita mengerti. Kita yang tidak layak, berdosa, jahat tapi Dia rela datang, mati untuk kita. Dia sangat mengasihi, menghargai kita manusia. Adalah sifat manusia, yaitu mengasihi karena ada sesuatu yang diharapkan, karena dia berharga, tapi Tuhan justru mengasihi yang jelek, yang jahat untuk Dia ubah menjadi baik dan indah. Gembala mana yang dapat mengasihi kita dengan kasih yang begitu mulia? Hal ini tidak akan kita peroleh dari gembala upahan apalagi pencuri dan perampok. Manusia adalah “takers” (suka memanfaatkan orang lain demi keuntungannya sendiri), demikian kata Anthony Hopkins dalam film Instinct, sehingga ia lebih suka tinggal di tengah-tengah gorilla di tengah hutan. Hanya Tuhan pencipta yang mengasihi kita yang rela mengasihi kita dengan tulus.  
2. Ia mencari dan menyelamatkan yang hilang.
Yeremia 23:3-4,“…dan tidak hilang seekor pun.” Yehezkiel 34:16,“Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang,…” Dalam injil Lukas 15:1-7, melalui perumpamaan Yesus mengajarkan bahwa Dialah Allah yang datang untuk mencari domba yang hilang, walaupun hanya seekor saja, padahal ia masih punya sembilan puluh sembilan yang lain. Hal ini sangat mengherankan, apalah artinya seekor dibanding dengan sembilan puluh sembilan ekor? Demikianlah Tuhan melakukan hal yang tidak lazim. Satu domba yang tersesat, adalah gambaran dari manusia yang paling bandel, menyusahkan, dan tidak tahu diri. Ketika orang lain sudah mengabaikan, melupakan kita bahkan mengharapkan kematian kita,  tetapi Bapa kita yang di Sorga tetap mengasihi, mencari dan menyelamatkan kita, manusia tidak berguna yang tidak layak dicari, yang seharusnya dibuang, bahkan dengan membayar harga yang mahal. Sama halnya dengan orang tua, dia akan tetap mengasihi anaknya meski jahat sekalipun. Kasih Tuhan lebih besar daripada kasih orang tua pada anaknya; Dia mencari kita yang tidak layak untuk dicari, yang seharusnya dibuang; Dia rela datang, Dia rela menderita dan mati di kayu salib. Dia tidak menyerah terhadap kita, walaupun hati kita sekeras intan, Dia dengan kasih-Nya besar terus mencari kita dan akan mengubah kita dengan kasihNya. Inilah kebodohan salib, tetapi justru menyatakan kebesaran kasih dan anugrah Tuhan. 
3. Ia memberikan pemeliharaan yang sempurna dan sejahtera melimpah.
Siapa yang dapat menjamin hidup kita? Layakkah manusia dijadikan sandaran dan jaminan hidup kita? Tidak, karena manusia selalu berubah, makhluk yang rentan, yang dalam ketakutan mereka begitu mudah untuk mengorbankan orang lain; manusia bukanlah gembala yang baik bagi kita. Hanya Tuhan satu-satunya yang dapat memberikan jaminan kepada kita; Dia mengasihi kita, dan berkuasa mewujudkan kasih-Nya. Gembala yang baik menuntun, domba-dombanya masuk ke kandang dan membawa keluar ke padang rumput; hal ini melambangkan keamanan, kestabilan, kemakmuran, damai sejahtera dan hidup yang berkecukupan. Gembala membawa domba, mencari padang rumput, jauh dari rumah dan ia menjaganya dengan setia, dengan tongkat dan gadanya. Demikianlah Tuhan selalu menjaga kita, mataNya tidak pernah tertidur. Seperti ayah dan ibu yang selalu menjaga anak ketika demam tinggi, matanya selalu mengawasi, berjaga-jaga; kuatir karena demam yang tinggi akan mengancam nyawa si anak. Tuhan adalah gembala yang baik, Dia menjaga kita, menuntun kita, mengasihi jiwa kita,
4. Ia memberikan suatu hubungan kasih yang paling intim dan bahagia.
Dia mengenal kita dan kita mengenal Dia (10:14). Arti mengenal disini mempunyai arti mengenal dalam suatu hubungan yang intim. Misalnya, Dalam Kejadian 4:1, dikatakan Adam know Eve, mengenal dalam arti hubungan kasih yang intim, dan konteks di sini ialah hubungan kasih  suami istri. Dalam Roma 8:29. kata dipilih adalah foreknowledge, mengenal di sini ialah mengenal dengan kasih dan itu menjadi dasar pemilihan kita untuk menjadi anak-anak yang Ia selamatkan. Tuhan mengenal domba dan menyebut mereka dengan nama (Yoh 10:3). Hal ini menunjukkan suatu hubungan yang intim, yang penuh cinta kasih. Dia bukan sekedar mengenal tapi Dia tahu secara pribadi. Pemberian nama dalam Alkitab bukan sekadar yang membedakan dari yang lain, tetapi berkenaan ciri-ciri orang tersebut. Tuhan mengenal pribadi kita, Dia tahu segala penderitaanmu, kekuatiranmu, ketakutanmu, rencana-rencana yang kamu pikirkan. Dia tahu seluruh hidupmu lebih daripada engkau mengenal dirimu sendiri. Hubungan kita dengan Tuhan bukan seperti hubungan bisnis; asal percaya Tuhan maka kita telah dapat tiket ke surga. Hubungan kita dengan Tuhan seperti hubungan orang tua dan anak, dimana orang tua mengenal pribadi anak sejak dari kecil, ada ikatan kasih. Tetapi, hubungan antara orang tua-anak atau hubungan kekasih yang paling indah sekalipun tidak dapat disetarakan dengan hubungan antara Tuhan dengan manusia. Itu adalah hubungan yang paling indah diantara semua hubungan yang pernah kita temui bahkan antara hubungan suami dan istri sekalipun. Inilah yang akan membuat surga menjadi tempat penuh kebahagiaan karena hubungan indah dengan Tuhan. Surga bukan tempat seperti di dunia, yang penuh dengan kedagingan, ada bidadari, ada pesta, dan sebagainya. Dia mengenal kita dan kita mengenal suara gembala yang sejati.
Dunia dan manusia bisa berubah, tetapi Yesus tidak akan pernah berubah. Dia adalah gembala kita yang sejati, yang mengenal kita, yang tahu segala penderitaan kita, yang membimbing menuju ke air yang tenang, yang membaringkan kita di padang rumput yang hijau, yang memberi hidup sejahtera. Tuhan adalah gembalaku, cukup! Sudahkah anda memiliki Yesus gembala yang baik itu? Amin.?